Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 23 November 2013

Ini 3 Ancaman "Cyber" Paling Populer

Serangan cyber yang paling sering dihadapi oleh perusahaan ialah program berbahaya (malware), phishing, dan spam. Bahkan menurut survei Global Corporate IT Security Risk 2013 yang dilakukan B2B International dan Kaspersky, jumlah serangan pada tahun ini meningkat cukup pesat dibanding tahun sebelumnya.
 
Survei mengungkapkan bahwa 66 persen responden menyatakan, perusahaan mereka menjadi target serangan yang melibatkan virus, worm, spyware, dan berbagai macam program berbahaya lainnya. Tahun lalu, jumlah responden yang melaporkan serangan mencapai 58 persen. Jumlah serangan spam juga meningkat dan dilaporkan oleh 61 persen responden, sementara tahun lalu jumlah laporan mencapai 55 persen atau naik 6 persen.
 
Sedangkan perusahaan yang menjadi sasaran serangan phising 36 persen, naik 1 persen dibanding tahun sebelumnya. Meski hanya mengalami peningkatan dalam jumlah kecil, tapi phishing tetap berada di tiga teratas serangan paling dominan yang menyasar perusahaan.
 
Perusahaan-perusahaan yang berada di Amerika Selatan menjadi target yang paling sering diincar, yakni 72 persen responden dari wilayah ini menyatakan virus dan spyware adalah ancaman eksternal paling utama yang dihadapi. Selanjutnya 71 persen perusahaan-perusahaan Rusia mengakui menjadi korban, diikuti Jepang dengan 47 persen responden mengaku menjadi korban serangan malware.
 
Sementara itu, serangan spam paling sering diterima oleh perusahaan-perusahaan Amerika Utara dan Rusia dengan jumlah responden masing-masing mencapai 69 persen dan 67 persen. Sementara perusahaan-perusahaan di Timur Tengah dan Jepang yang mengalami serangan spam mencapai 55 persen dan 42 persen.
 
Perusahaan-perusahaan yang berada di Amerika Utara paling sering menjadi korban serangan phishing dibanding wilayah lain dengan 51 persen, diikuti wilayah Asia Pasifik dengan 46 persen. Sementara jumlah responden terendah untuk serangan phishing berada di Rusia, Jepang, dan Amerika Selatan dengan rata-rata mencapai 26 persen.
 
Serangan berbahaya (malware) menjadi sumber utama dibalik terjadinya kebocoran data rahasia, dimana 22 persen perusahaan melaporkan mengalami kebocoran data setelah mendapat serangan malware. Seringkali, serangan malware menyasar perusahaan-perusahaan berskala kecil dan menengah dengan persentase 23 persen, sementara jumlah perusahaan besar yang menjadi target serangan malware hanya 17 persen.
 
Kebocoran data biasanya tidak disebabkan oleh serangan phishing. Hanya 5 persen perusahaan yang melaporkan kebocoran data setelah mengalami serangan phishing. Namun, jumlah perusahaan besar yang kehilangan data karena serangan phishing sedikit lebih tinggi dibanding perusahaan kecil dan menengah dengan persentase masing-masing 6 persen  dan 5 persen.
 
"Perlindungan yang tepat untuk hadapi meningkatnya jumlah ancaman berbagai serangan yang diluncurkan terhadap perusahaan, mengindikasikan bahwa perusahaan perlu solusi keamanan profesional yang mampu secara efektif menghalau ancaman-ancaman cyber yang berbahaya," jelas Kaspersky dalam keterangan resminya, Kamis (21/11/2013).
 
Kaspersky pun mengklaim Kaspersky Endpoint Security for Business (KESB) mampu menjadi solusi untuk melindungi infrastruktur IT perusahaan. Disamping memiliki teknologi antivirus modern, KESB juga memiliki komponen yang melindungi perusahaan dari serangan tertarget, phishing, dan spam.
 
"Melalui interaksi reguler dengan layanan awan Kaspersky Security Network dan penerapan pendeteksian dan pemblokiran ancaman dengan heuristik yang kompleks, solusi Kaspersky Lab ini mampu memberikan keamanan andal bagi infrastruktur IT perusahaan berbagai ukuran," klaim Kaspersky.

Sumber: okezone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Pengikut

Total Tayangan Halaman