Ditemukan pada 24 september 2012 sebagai bintik redup oleh dua astronom yang bekerja di International Scientific Optical Network yaitu Vitali Nevski dan Artyom Novichonok, komet ISON yang digadang-gadang sebagai komet paling terang diabad ini ternyata berubah status menjadi “komet terang di 47 tahun terakhir” setelah perlahan observasi demi observasi mengungkap diameter komet ISON ternyata jauh lebih kecil dari prediksi awal yaitu 20 kilometer berubah menjadi 4 kilometer.
Citra komet ISON diambil oleh teleskop luar angkasa Hubble | Hubble Space Telescope, 2013
Komet ISON atau yang lebih spesifik memiliki nama C/2012 S1 ISON sejatinya tergolong dalam komet pelintas-dekat matahari atau Sungrazer. Saat komet ISON mencapai perihelionnya pada 28 November 2013 mendatang, jarak antara komet dengan inti matahari membentang sejauh 0,013 SA. Sebagai komet pelintas dekat atau sungrazer, komet ISON bukanlah komet pelintas-dekat pertama yang akan menjadi komet terang. Beberapa komet legendaris seperti Ikeya-Seki ditahun 1965, The Great Comet pada tahun 1843 dan 1882 serta Komet Lovejoy tahun lalu merupakan beberapa contoh komet pelintas dekat yang pernah ada dan melintas dengan terang. Disebut sebagai komet pelintas-dekat atau sungrazer apabila jarak antara perihelion komet dengan permukaan matahari amat sangat dekat – lebih dekat dari komet pada umumnya. Sehingga tubuh komet yang tersusun atas materi-materi lemah dengan mudahnya akan teruapkan dan mendapat hempasan kuat dari angin matahari beserta radiasi matahari.
Hanya ada 4 kemungkinan bagi komet-komet sungrazer saat ia mencapai perihelion yaitu kemungkinan pertama – komet akan musnah sebelum titik perihelionnya, Kedua – komet terpecah belah sehingga menghamburkan debu-debunya, Ketiga – komet terpecah belah di dekat perihelion seperti yang dialami oleh komet legendaris Ikeya-Seki dan keempat – komet hancur lebur di dekat perihelion seperti yang dialami oleh komet Lovejoy pada 2011 silam. Lantas bagaimana dengan ISON? Komet ISON memiliki potensi untuk terpecah belah karena struktur inti komet lebih kuat atau jika komet ISON tidak mampu bertahan ia akan hancur lebur pada saat di dekat perihelionnya.
Hanya ada 4 kemungkinan bagi komet-komet sungrazer saat ia mencapai perihelion yaitu kemungkinan pertama – komet akan musnah sebelum titik perihelionnya, Kedua – komet terpecah belah sehingga menghamburkan debu-debunya, Ketiga – komet terpecah belah di dekat perihelion seperti yang dialami oleh komet legendaris Ikeya-Seki dan keempat – komet hancur lebur di dekat perihelion seperti yang dialami oleh komet Lovejoy pada 2011 silam. Lantas bagaimana dengan ISON? Komet ISON memiliki potensi untuk terpecah belah karena struktur inti komet lebih kuat atau jika komet ISON tidak mampu bertahan ia akan hancur lebur pada saat di dekat perihelionnya.
Melihat kemungkinannya yang akan tampak di langit dengan mata telanjang, pada Kamis 28 November 2013 magnitudo semu komet ISON akan meroket hingga -6 atau 6 kali lebih terang dari pada planet Venus sehingga potensi komet ISON untuk dapat terlihat oleh mata telanjang semakin terbuka lebar. Disamping itu komet ISON merupakan komet yang baru pertama kalinya melakukan perjalanan ke tata surya bagian dalam sehingga dapat dipastikan dengan kandungan senyawa-senyawanya yang masih cukup banyak didalam tubuh komet maka diprediksikan komet ISON akan semakin berpotensi menjadi komet paling terang dalam 47 tahun terakhir setelah komet Ikeya-Seki ditahun 1965 dan mengalahkan terangnya komet Lovejoy (C/2011 W3) pada akhir 2011 dan awal 2012 yang lalu.
Komet Ikeya-Seki sang pelintas dekat
ditahun 1965 | Mike Jewell
Berbeda dengan periode orbital komet-komet legendaris layaknya seperti komet Halley, komet ISON ternyata memiliki karakteristik orbit yang tergolong kedalam komet parabolik atau komet yang orbitnya berbentuk parabola. Maka dari periode orbital inilah kita dapat memprediksikan kembali bahwa komet ISON merupakan komet yang hanya sekali saja melintasi tata surya bagian dalam lantas ia melayang keluar menuju kedalaman luar tata surya. Atau dengan kata lain komet ISON merupakan komet terang yang dapat diamati sekali seumur hidup. Jadi jangan sampai nggak nonton ya.
Lantas bagaimana dengan pengamatan yang dapat kita lakukan di Indonesia agar ISON dapat teramati yang hanya sekali seumur hidup ini? November merupakan bulan yang paling tepat untuk mengamati komet ISON. Karena dibulan November ini, komet ISON akan mencapai perihelionnya di tanggal 28 sehingga dapat dipastikan dari waktu ke waktu magnitudo semu komet ISON akan meningkat secara drastis hingga mudah untuk terlihat oleh mata telanjang. Selama komet ISON belum mencapai perihelionnya, komet ISON akan terbit di kaki langit timur hingga matahari terbit. Dengan menggunakan data komet ISON dari Minor Planet Center yang kemudian disimulasikan pada software Starry Night dan lokasi pengamatan kota Yogyakarta, di awal November komet ISON masih sangat redup dengan magnitudo +8 dan masih pada ketinggian sekitar 79 derajat dari horizon pada waktu 1 jam sebelum matahari terbit sehingga diawal November ini untuk mengamati komet ISON masih dibutuhkan instrumentasi seperti teleskop-teleskop yang telah dilengkapi dengan piranti pencintraan. Menjelang pertengahan bulan November hingga lima hari sebelum komet ISON mencapai perihelionnya, perlahan dengan pasti magnitudo komet ISON berangsur meningkat. Pada tanggal 15 November 2013, magnitudo semu komet ISON mencapai angka +5.24 dan pada 20 November 2013 magnitudo semu meningkat dari +5.24 menjadi +3.79. Pada angka magnitudo +5 dan +3 serta didukung dengan kondisi langit yang cerah tanpa awan, setidaknya menggunakan binokuler maupun teleskop sekelas diameter 80mm, para pengamat diprediksikan sudah dapat melihat komet ISON beserta ekornya. Menginjak lima hari sebelum ia tepat pada perihelionnya, magnitudo semu komet ISON semakin meroket tajam dari +3.79 menjadi +2.57 dan pada 2 hari sebelum perihelion magnitudo komet ISON mencapai angka 0,50. Sebuah angka dimana mata telanjang saja sudah dapat melihat komet ISON beserta ekor indahnya. Di tanggal 28 November komet ISON tepat pada perihelionnya dan saat itu juga magnitudo komet ISON mencapai puncaknya.
Simulasi komet ISON dari hari ke hari menggunakan Starry Night Pro Plus | Eko Hadi G. & StarryNight, 2013
Anda tertarik untuk mengamati komet ISON? Jika Anda tertarik untuk melakukan pengamatan komet ISON, ambillah lokasi pengamatan dimana langit timur tidak terhalang oleh bukit, gunung maupun bangunan. Karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa ketinggian komet ISON dari hari ke hari semakin rendah dan semakin mendekati matahari sehingga dibutuhkan lokasi pengamatan yang memiliki medan pandang di arah timur cenderung datar dan terbebas dari segala macam penghalang. Ambillah waktu pengamatan sekitar pukul 04.00 WIB hingga matahari terbit dan pastikan kondisi cuaca bagus terbebas dari awan. Gunakan teleskop maupun binokuler untuk mengamati komet ISON sebelum tanggal 28 november 2013. Ingat, jangan gunakan binokuler maupun teleskop untuk mengamati komet ISON pada saat perihelion karena posisi komet ISON sangat dekat dengan matahari sehingga kuatnya intensitas cahaya matahari bisa jadi menyebabkan kebutaan mata secara permanen. Terakhir, ambil kamera dan abadikan komet ISON bersama kawan dan keluarga Anda.
Sumber : Kafe Astronomi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar