Kita yang berada di Indonesia boleh iri kepada teman-teman kita yang berada di belahan bumi empat musim. Di sana, setiap musim dingin akan turun salju yang menghiasi tanah, pohon, dan rumah mereka. Orang-orang di sana juga bisa bermain-main dengan salju, seperti membuat boneka salju atau saling melempar bola salju. Wah sayang sekali ya, di Indonesia tidak turun salju, kecuali di daerah puncak gunug tinggi seperti Pegunungan Jayawijaya, Papua.
Hmmm, ngomong-ngomong bagaimana ya terbentuknya salju? Sederhananya salju adalah uap air yang membeku. Tentu saja kamu tahu bahwa di atmosfer terdapat banyak uap air. Nah, kumpulan uap ini kemudian berkumpul dan membentuk awan. Semakin lama, kumpulan uap yang berkumpul menjadi awan ini semakin banyak. Ketika sudah terlalu banyak, sebagian uap air dari awan tersebut akan dilepaskan dan turun menjadi butiran-butiran air.
Jika temperatur udara cukup dingin, uap air yang turun tersebut dapat membeku dan jadilah salju. Sebenarnya, dibutuhkan temperatur di bawah 0 derajat Celsius untuk membekukan air. Namun, dalam perjalanan turun ke bumi, butiran air tersebut akan mendapat campuran berbagai partikel dan zat-zat lain. Beberapa di antaranya akan mempercepat fase pembekuan air, sehingga butiran air tersebut akan lebih mudah membeku.
Akan tetapi, belum tentu udara yang dingin akan membuat lebih banyak salju, "lho". Ketika udara terlalu dingin, uap air yang ada di atmosfer juga berkurang. Hal ini dikarenakan tidak banyak air yang menguap, sehingga tetap pada bentuk cairnya. Akibatnya, bisa jadi justru tidak ada salju yang turun sama sekali.
Sumber: sains.me
Follow us: @senggewsenggew
Like Us: facebook.com/senggewsenggew
Tidak ada komentar:
Posting Komentar