Ilustrasi permukaan planet lava, Kepler 78-b | Jasiek Krzysztofiak/NATURE
Adalah Kepler-78b planet baru serupa Bumi yang berada di konstelasi Cygnus si Angsa pada jarak 400 tahun cahaya dari Bumi yang menjadi kandidat “kembaran” Bumi. Ukurannya sedikit lebih besar tapi tidak ada kembar yang benar-benar identik bukan?
Keahlian para astronom untuk menemukan planet-planet kecil yang tersebar di alam semesta pun semakin baik dari waktu ke waktu. Tapi, untuk bisa menemukan petunjuk komposisi planet tidaklah mudah. Dari hasil penelitian dan analisa terhadap planet Kepler-78b, diketahui kalau kerapatannya mirip dengan Bumi. Ini menjadi indikasi penting kalau planet tersebut memiliki kemiripan dengan Bumi yakni memiliki komposisi batuan dan besi.
Planet dengan komposisi batuan dan besi, punya massa, ukuran, kerapatan serupa Bumi! Itulah kemiripan planet baru Kepler-78b dengan Bumi. Kemiripan itu berakhir disini karena planet Kepler-78b ternyata berada lebih dekat dengan bintang induknya. Bahkan lebih dekat dari Merkurius ke Matahari. Dan, satu tahun di Kepler-78b hanya 8,5 jam! Bayangkan kamu menghabiskan waktu satu tahun bahkan kurang dari setengah hari di Bumi. Karena berada dekat dengan bintang induk, suhu permukaan Kepler-78b pun cukup tinggi, berkisar antara 2300 – 3100 K. Jauh lebih panas dari planet Venus! Jadi meskipun mirip Bumi planet Kepler-78b bukanlah planet yang ramah untuk kehidupan. Air dalam wujud cair tentunya tidak mungkin bertahan pada planet yang berada demikian dekat dengan bintang induknya.
Perbandingan planet Kepler-78b dengan Bumi | David A. Aguilar (CfA)
Menurut Francesco Pepe dari University of Geneva, Swiss, planet Kepler-78b merupakan kelompok terbaru untuk penemuan exoplanet dengan periode orbit kurang dari 1 hari. Dan dari karakteristiknya, Kepler-78b bisa digolongkan sebagai planet lava dan bukan planet serupa Bumi. Ingat tidak ada kembar yang benar-benar identik. Venus pun dahulu disebut planet yang mirip Bumi kalau dilihat dari ukurannya.
Pertanyaannya, bagaimana exoplanet ini bisa berada sedemikian dekat dengan bintangnya dan bagaimana ia akan berevolusi belum diketahui. Akankah planet ini terus stabil mengelilingi bintang induknya? Ataukah ia akan berakhir tertarik dan jatuh ke dalam bintang? Tidak ada yang bisa menjawabnya saat ini.
Bergoyanglah hai bintang!
Massa exoplanet biasanya diukur dari goyangan yang dihasilkan oleh interaksi gravitasi antara si planet yang mengorbit dengan bintang induknya. Goyangan yang dimaksud merupakan perubahan kecepatan pada gerak bintang yang dilihat dari Bumi saat dilakukan pengamatan pergeseran Doppler pada cahaya bintang. Spektrum bintang akan tampak bergerak menjauh dan mendekat. Inilah goyangan yang dimaksud dalam pengamatan menggunakan teknik kecepatan radial.
Massa exoplanet yang seukuran Bumi biasanya sulit untuk diketahui karena planet yang kecil seperti Bumi tidak akan bisa memberi banyak “pengaruh” pada bintangnya. Pengaruhnya pasti sangat kecil sehingga akan sulit teramati. Tapi untuk kasus Kepler-78b, goyangan si planet bisa dihitung dan diketahui karena lokasi si planet yang sangat dekat dengan bintang induknya.
Francesco Pepe kemudian melakukan penelitian menggunakan data dari spektograf High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher-North (HARPS-N) yang dipasang pada Teleskop Nasional Galileo di Pulau Canary, massa planet Kepler-78b pun berhasil dihitung. Dan diketahui massa exoplanet tersebut tak jauh berbeda dari Bumi yakni 1,86 massa Bumi.
Hasil perhitungan tersebut ternyata juga tidak jauh berbeda dari hasil perhitungan tim Andrew Howard dari University of Hawaii di Manoa yang menemukan kalau kepler-78b memiliki massa 1,69 massa Bumi. Hasil ini diperoleh dari data spektometer High Resolution Eschelle pada teleskop Keck 1 di Observatorium W.M Keck di Hawaii.
Dua hasil yang saling mendekati tersebut menjadi konfirmasi satu sama lainnya kalau planet Kepler-78b memang memiliki massa serupa Bumi dan massanya bisa diketahui. ini penting karena kalau hanya ada satu publikasi dari satu tim maka ada kemungkinan hasil tersebut diragukan. Hasil dari dua tim berbeda menunjukkan kalau pergeseran pada spektrum bintang tersebut bukan kesalahan pengamatan atau faktor lainnya.
Menurut ahli keplanetan Sara Seager dari MIT, Cambridge yang juga anggota tim Kepler, hasil yang diberikan oleh tim Francesco Pepe dan tim Andrew Howard menunjukkan kalau kita semakin dekat dengan penemuan Bumi yang lain. Si kembar yang sangat mirip dengan Bumi yang masih terus dicari. Petunjuk dan kemampuan alat saat ini menunjukkan kemajuan yang sangat berarti menuju ke sana.
Hasil kedua tim tersebut tentunya menjadi batu pijakan dan lompatan lain dalam dunia extrasolar planet menuju penemuan Bumi lainnya. Karena meskipun orbit dan temperaturnya sangat berbeda dari Bumi, komposisi, massa, ukuran memiliki kemiripan dengan Bumi.
Diduga, planet serupa Bumi yang juga punya orbit mirip Bumi berlimpah di alam semesta. Tapi berhubung bintang induk planet-planet tersebut hanya memperoleh pengaruh kecil pada goyangannya maka untuk bisa menentukan massanya masih lebih sulit dibanding kasus Kepler-78b yang berada dekat dengan bintang induk. Kalau Kepler-78b lebih dekat dengan bintang induk dibanding Merkurius-Matahari, tentunya bisa dibayangkan seberapa kecil pengaruh yang ditimbulkan akibat interaksi gravitasi oleh planet yang sekecil Bumi pada jarak Bumi saat ini dari Matahari diamati dari jarak yang super jauh.
Meskipun demikian Francesco Pepe meyakini HARPS-N bisa menemukan planet seukuran Bumi pada orbit yang lebih lebar, dimana aktivitas yang rendah di permukaan bintang bisa memberi kesempatan pada planet ini untuk dideteksi lebih mudah. 'Jika kita beruntung!' katanya.
Sumber : langitselatan (Avivah Yamani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar